Resensi novel Belenggu karya Armjn Pane
Identitas buku
Judul : Belenggu
Penulis : Armijn Pane
Penerbit : PT. Dian Rakyat
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 1992
Sinopsis:
Sukartono adalah seorang Dokter yang menjunjung tinggi pekerjaannya. Dia sangat bangga dan mencintai profesinya yang bekerja sebagai Dokter. Dia bekerja sangat disiplin tanpa kenal lelah demi pasiennya. Dia juga seorang Dokter yang sangat dermawan karena sering membebaskan bayaran bagi pasiennya yang kurang mampu.Dokter Sukartono mempunyai banyak pasien karena sifatnya yang ramah, pintar dan siap menolong orang kapan saja.Bagi Dokter Sukartono pekerjaannya lebih mulia dibandingkan dengan istrinya. Akibat dari kesibukannya itu, Dokter Sukartono sering tidak memperhatikan istrinya. Dokter Sukartono tidak bahagia hidup bersama istrinya yang bernama Sumartini, biasa dipanggil Tini. Karena Tini lebih suka menghabiskan waktunya untuk berorganisasi daripada mengurus rumah tangganya. Sumartini juga sering keluar rumah karena dia tidak betah dengan kesendiriannya. Sumartini merasa harga dirinya dilecehkan. Sebenarnya mereka tidak pernah mencintai satu sama lain. Mereka menikah karena memiliki alasan masing-masing. Dokter Sukartono menikahi Sumartini karena kecantikan parasnya dan kepandaiannya. Sementara itu, Sumartini menikah dengan Dokter Sukartono karena ingin melupakan kehidupan masa lalunya dengan Hartono yang sampai sekarang masih dicintainya. Hartono adalah teman baik Dokter sukartono.
Tidak lama setelah membina rumah tangga, ternyata kehidupan mereka tidak harmonis. Mereka saling bertengkar bahkan saling diam tanpa komunikasi. Mereka berdua selalu bersikap dingin dan tidak suka bertukar pikiran. Ternyata pengabdian Dokter Sukartono pada pekerjaanya telah membuat dia lupa pada kehidupan rumah tangganya. Sumartini merasa diabaikan dan beranggapan bahwa suaminya lebih mencintai pekerjaan daripada dirinya, sampai-sampai tidak pernah ada waktu komunikasi dalam rumah tangga. Hari-hari mereka sering dilalui dengan pertengkaran. Sumartini merasa tidak memiliki hak di hadapan Dokter Sukartono. Itulah yang memicu pertengkaran di antara mereka, sepertinya tiada hari yang dilalui tanpa pertengkaran.
Waktu pun berlalu, suatu hari Dokter Sukartono menerima telepon bahwa ada seorang pasien yang sakit keras. Dokter Sukartono diminta untuk menemui pasiennya di hotel. Dokter Sukartono pun memenuhi panggilan pasiennya tersebut. Setelah sampai di hotel, Dokter Sukartono kaget bahwa pasiennya adalah Rohayah. Rohayah adalah teman sekolah dan sahabat masa kecil Dokter Sukartono. Rohayah menceritakan bahwa di dipaksa menikah oleh orang tuanya. Dia tidak cocok hidup denga suaminya. Akhirnya dia pindah ke Jakarta dan memutuskan untuk menjadi janda. Sebenarnya Rohayah secara diam-diam mencintai Dokter Sukartono. Itulah yang membuatnya mencari keberadaan Dokter Sukartono. Rohayah berpura-pura sakit agar dapat bertemu dengan Dokter Sukartono.
Semenjak itu, Dokter Sukartono sering bertemu dengan Rohayah. Setiap pertemuan mereka, Rohayah selalu melancarkan serangannya dengan memberikan rayuan-rayuan kepada Dokter Sukartono. Pada awalnya Dokter Sukartono tidak terpengaruh dengan rayuan Rohayah karena dia sadar bahwa dia sudah mempunyai istri. Walaupun mereka sering bertengkar namun jauh di lubuk hati Dokter Sukartono dia sangat mencintai Sumartini. Begitupun sebaliknya, Sumartini juga mencintai Dokter Sukartono. Tetapi, lama-kelamaan Dokter Sukartono terpengaruh dengan rayuan Rohayah. Kebahagiaan mulai datang semenjak Dokter Sukartono bertemu dengan Rohayah. Dokter Sukartono merasa bahwa dengan Rohayah dia bisa menemukan ketenangan hatinya yang tidak bisa dia peroleh bersama Sumartini. Kebahagiaan yang dirasakan Dokter Sukartono tidak berlangsung lama. Kedekatan antara Dokter Sukartono dengan Rohayah akhirnya diketahui oleh Sumartini. Sumartini datang menemui Rohayah di hotel tempat Rohayah menginap. Dia sangat marah dan jengkel kepada Rohayah karena sudah merayu Dokter Sukartono sehingga Dokter Sukartono sampai jatuh hati kepada Rohayah. Padahal Dokter Sukartono sudah mempunyai istri. Sesampainya di hotel, perasaan marah Sumartini luluh karena kelembutan
Kunggulan buku:
Ceritanya cukup menarik dan menginsfirasi. Sifat yang bisa diteladani dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Novel ini dapat membuat pembaca lebih aktif berpikir dan mengembangkan imajinasinya.
Kelemahan buku:
Bahasa yang digunakan sangat sulit dimengerti, karena menggunakan bahasa daerah. Sehingga pembaca mudah bosan pada saat membaca Novel tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar